[life in Japan series] cita citaku

Ngebaca judulnya sambil disenandungin lagu masa kecil dulu

"cita-citaku pengen jadi presiden"

hayooo lagunya siapa? kalo ga salah sieh lagunya erie susan beserta bonekanya. Maafkeun yah klo salah, secara ga pake crosscheck ke mbah google dulu ;p #keliatan banget dah angkatan tuirnya hehe

Dari lagu tersebut bisa dilihat bahwa cita-cita anak indonesia itu dibikin prestisius sekali, thanks to orang tuanya yang sudah mendoktrin dari jaman piyik klo jadi dokter, pejabat, pengusaha kaya melimpah itu keren #ga tau aja dulu pertama kali si pengusaha kaya juga ngerangkak dulu dari bawah ;D

Nahhh kok ini dimasukin ke "life in japan series" sih? berawal dari obrolan kecil ima dengan seorang teman. Doi bercerita tentang tetangganya yang orang jepang

Ja : Tolong saya yah, anak saya yang sudah SMU ini ingin sekali belajar bahasa Indonesia

te : Oh ya? dengan senang hati bu saya siap membantu. Tapi mohon maklum karena saya tidak ada backgroun pendidikan bahsa indonesia, maka saya hanya akan membantu sebisanya saja.

Ja : Tidak apa-apa yang penting dia bisa belajar dan berlatih bahasa Indonesia

te : Memang kenapa bahasa Indonesia bu?

Ja : Anak saya ingin menjadi pelukis di bali. Maka sebagai persiapannya saya ingin melatih dia agar bisa bahasa Indonesia

te : ooo
*Ja= orang Jepang  ;  te= temen ima

Mudeng ga dengan dialog di atas? Jujur kalo ima ada di posisi emak jepang itu dan kemudian fakhri ato fadlan bilang ingin jadi pelukis, maka ima akan bergetar. Pikiran yang pertama kali melintas adalah kenapa pelukis? bisa kah anakku menghidupi dirinya? melukis pan hobi ya, bukan pekerjaan? Aiiihh naif banget yah saya, tapi ima cuma berusaha realistis saja.

Mungkin kenapa si emak jepang itu dengan entengnya mengiyakan setiap keinginan anak-anaknya karena di sini bekerja apapun selama doi profesional maka bisa akan hidup. Selain itu yang bikin ima acungin jempol ke meraka adalah, sang ibu biasanya memfasilitasi cita-cita si anak tersebut dari jaman piyik. Misalnya doi seneng banget tenis, maka sang ibu akan membelikan raket terbagus, dimasukkan ke club profesional dan membayari berbagai tetek bengek keperluan si anak hingga akhirnya si anak JADI profesional. Dan itu pun terjadi di cabang olahraga yang lain, maupun hobby yang lainnya. Even though memang ga semuanya akhirnya bisa sukses, but they still can alive dengan mengandalkan pekerjaan paruh waktu (arubaito) yang memang gajinya cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar #loh kok juntrungnya materialistis banget yah ;p

Oleh karena itu kalo anak-anak d sini di tanya cita-citanya mo jadi apa, terkadang bukan jawaban jadi dokter, pilot ato presiden yang bakalan kita dapat. Tapi mungkin mereka akan menjawab pengen jadi pemadam kebakaran, tukang sampah, kepala sekolah dan berbagai hal lainnya yang lebih real #meski terkadang banyak juga masih imajiner kayak pengen jadi ultraman dan kawan-kawannya hehe, namanya juga anak-anak

Ima jadi berfikir, kalo fakhri atau fadlan kelak ditanya pengen jadi apa? mungkin ima akan dengan sepenuh hati  menguatkan diri dan hati untuk mendukung keinginannnya itu. Yang terpenting adalah bukan jadi apa kamu di dunia, tapi apa yang kamu lakukan di dunia hingga bisa menyelamatkanmu dari jurang api neraka dan berkumpul kelak di JannahNya. Aamiin..